BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Landasan Teori
Computerized Tomography Scanning atau yang lebih di kenal dengan
nama CT-scan mempunyai prinsip kerja yang sama dengan rontgen, yaitu
menggunakan sinar-X. Perbedaannya terletak pada gambar yang dihasilkan, dan
juga cara kerjanya. Sinar-X mempunyai sifat tidak dibelokkan oleh medan listrik
dan magnet serta mempunyai daya tembus yang sangat besar terhadap suatu benda.
Karena itu sinar-X digunakan dalam alat-alat medis untuk melihat kenampakan
tubuh manusia dan memeriksa kelainan dalam tubuh manusia yang tidak bisa di
lihat dengan mata telanjang.
2.2 Pengertian CT-scan
Ada banyak
pengertian mengenai CT-Scan, di antaranya:
a. Tomography (CT)
adalah sinar-X dengan menggunakan teknik tomografi dimana berkas sinar-X
menembus bagian tubuh pasien dari berbagai arah. (Marthis Prokap and Michael
Galanski, 2003 Chapter 1, P : 2)
b. CT ( Computed
Tomography ) merupakan alat diagnostik sinar-X dengan metode tomografi
transversal yang akan menghasilkan gambaran irisan melintang dengan hasil
tampilan dalam skala algorithma. (Grey Scale dan J.Alexander)
Dari pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa CT Scan adalah suatu
prosedur yang digunakan untuk mendapatkan gambaran dari berbagai sudut kecil dari tulang tengkorak dan otak.(*tdk hanya u bagian
kepala) Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk memperjelas adanya dugaan yang kuat
antara suatu kelainan, yaitu:
a. Gambaran lesi
dari tumor, hematoma dan abses
b. Perubahan vaskuler :
malformasi, naik turunnya vaskularisasi dan infark
c. Brain
contusion
d. Brain atrofi
e. Hydrocephalus
f. Inflamasi
Berikut ini
merupakan istilah-istilah lain dari CT-Scan yang biasa digunakan, di antaranya:
a. Computed /
Computerized Tomography (CT)
b. Computed Axial
Tomography (CAT)
c. Computerized
Aided Tomography
d. Computerize
Transverse Axial Tomography (CTAT)
e. Recontructive
Tomography (RT)
f. Computed
Transmission Tomography (CAT)
g. Pada akhirnya,
ditetapkan oleh "Radiology and American Journal of Roentgenology"
dengan istilah Computed Tomography (CT)
2.3 Sejarah Perkembangan CT-Scan
a. Tahun 1917 ,
J.H. Radon melakukan transformasi radon, gambar dari objek yang tidak diketahui
dapat digambarkan dari proyeksinya
b. Tahun 1963 , A.M.
Cormack mulai mengembangkan teknik untuk menentukan distribusi penyerapan tubuh
manusia
c. Tahun 1972 ,
G.N. Hounsfield dan J. Ambrose menghasilkan gambaran CT pertama kali untuk
keperluan klinis
d. Tahun 1974, 60 unit
CT terpasang untuk pemeriksaan kepala
e. Tahun 1975 , First
Whole Body scanner in clinical use. Untuk pertama kalinya CT-Scan dapat
digunakan untuk pemeriksaan seluruh tubuh
f. Tahun
1979 , Hounsfield dan Cormack dianugerahi hadiah nobel
g. Tahun 1989,
diperkenalkannya Spiral CT
h. Tahun 1998,
diperkenalkannya Multislice CT
i.
Tahun 2000, lebih dari 30000 clinical CT Installations
2.4 Prinsip Kerja CT-scan
Film yang menerima proyeksi sinar
diganti dengan alat detektor yang dapat mencatat semua sinar secara
berdispensiasi. Pencatatan dilakukan dengan mengkombinasikan tiga pesawat
detektor, dua di antaranya menerima sinar yang telah menembus tubuh dan yang
satu berfungsi sebagai detektor aferen yang mengukur intensitas sinar rontgen
yang telah menembus tubuh dan penyinaran dilakukan menurut proteksi dari tiga
titik, menurut posisi jam 12, 10 dan jam 02 dengan memakai waktu 4,5 menit.
2.5 Prosedur
Adapun prosedur yang biasanya
dilakukan sebelum memulai pemeriksaan melalui CT-Scan, yaitu:
a.
Posisi pasien harus dalam keadaan terlentang dengan tangan terkendali
b. Meja elektronik masuk
ke dalam alat scanner
c. Dilakukan
pemantauan melalui komputer dan pengambilan gambar dari beberapa sudut yang
dicurigai adanya kelainan
d.
Selama prosedur berlangsung pasien harus diam absolut selama 20-45 menit
e.
Pengambilan gambar dilakukan dari berbagai posisi dengan pengaturan komputer
f. Selama
prosedur berlangsung perawat harus menemani pasien dari luar dengan memakai protective
lead approan
g.
Sesudah pengambilan gambar pasien dirapihkan.
·
Hal-hal yang perlu diperhatikan selama proses
pemeriksaan tersebut, yaitu:
a. Observasi
keadaan alergi terhadap zat kontras yang disuntikan. Bila terjadi alergi dapat
diberikan deladryl 50 mg
b.
Mobilisasi secepatnya karena pasien mungkin kelelahan selama prosedur
berlangsung
c. Ukur intake
dan out put. Hal ini merupakan tindak lanjut setelah pemberian zat
kontras yang eliminasinya selama 24 jam
d. Oliguri merupakan
gejala gangguan fungsi ginjal, memerlukan koreksi yang cepat oleh seorang
perawat dan dokter bila terjadi hal tersebut pada pasien.
2.6 Konsep Fisika dalam CT-Scan
Sinar-X merupakan salah satu dari aplikasi gelombang elektromagnetik yang
menjadi sebuah fenomena yang ditemukan oleh Roentgen pada laboratoriumnya.
Sebuah fenomena yang kemudian menjadi awal pencitraan medis (medical imaging)
Penemuan ini juga menjadi titik awal perkembangan fisika medis di dunia, yang
menkonsentrasikan aplikasi ilmu fisika dalam bidang kedokteran.
Citra atau gambar yang dihasilkan dari sinar-X ini sifatnya adalah membuat
gambar 2 dimensi dari organ tubuh yang dicitrakan dengan memanfatkan konsep
atenuasi berkas radiasi pada saat berinterakasi dengan materi. Gambar atau
citra objek yang diinginkan kemudian direkam dalam media yang kemudian dikenal
sebagai film. Dari gambar yang diproduksi di film inilah informasi medis dapat
digali sesuai dengan kebutuhan klinis yang akan dianalisis.
Setelah puluhan tahun sinar-X ini mendominasi dunia kedokteran, terdapat
kelemahan yaitu objek organ tubuh kita 3 dimensi dipetakan dalam gambar 2
dimensi. Sehingga akan terjadi saling tumpah tindih stukur yang dipetakan,
secara klinis informasi yang direkam di film dapat terdistorsi. Inilah
tantangan berikutnya bagi fisikawan untuk berkreasi. Tahun 1971, seorang
fisikwan bernama Hounsfield memperkenalkan sebuah hasil invensinya yang dikenal
dengan Computerized Tomography atau yang lazim dikenal dengan nama CT-Scan.
Invensi Hounsfield ini menjawab tantangan kelemahan citra sinar-X konvensional
yaitu CT dapat mencitrakan objek dalam 3 Dimensi yang tersusun atas
irisan-irisan gambar (tomography) yang dihasilkan dari perhitungan algoritma
komputer. Karya Hounsfield ini menjadi revolusi besar-besaraan dalam dunia
pencitraan medis atau kedokteran yang merupakan rangkaian yang berkaitan.
Citra/gambar hasil CT dapat menujukan struktur tubuh kita secara 3 dimensi,
sehingga secara medis dapat dijadikan sebagai sebuah alat bantu untuk
penegakkan diagnosa yang dibutuhkan. Untuk mengabadikan penemunya dalam CT
terdapat bilangan CT atau Hounsfield Unit (HU), namun penemuan ini juga
merupakan jasa Radon dan Cormack.
2.7 Dampak
Positif dan Negatif CT-Scan
CT-Scan merupakan salah satu alat medis yang
kontroversial saat ini. Banyak orang yang merasa khawatir menggunakan CT-Scan
dengan berbagai alasan. Sebenarnya jika diteliti lebih lanjut, lebih banyak
kelebihan CT-Scan daripada kekurangannya.
CT scan (Computerized Tomography) merupakan alat
imaging yang menggunakan sinar- X. Alat ini mula-mula digunakan untuk
mengetahui kelainan-kelainan pada otak. Tetapi sejalan dengan perkembangannya
alat ini dapat dipakai untuk mendeteksi kelainan-kelainan seluruh tubuh. Dengan
CT Scan akan lebih banyak penyakit-penyakit yang dapat terdeteksi dimana dengan
alat imaging konvensional tidak dapat terlihat. CT scan juga dapat digunakan
untuk mengevaluasi kelenjar getah bening, paru, hati, otak, tulang belakang,
atau daerah yang lain dengan detail terutama pada kasus metastasis. CT scan
juga digunakan secara periodik selama perawatan untuk mengevaluasi respon
pengobatan. Salah satu kelebihan pemeriksaan dengan CT scan adalah
pemeriksaannya relatiif mudah, relatif aman, dan akurasi yang tinggi. Pada trauma
spinal vVisualisasi dari fraktur tulang (dengan dislokasi maupun tanpa
dislokasi) visualisasi adanya fragment tulang di dalam spinal canal. Di daerah
thorax CT pada umumnya diperlukan untuk mendeteksi dampak trauma tumpul dan
extensinya maupun organ-organ yang terkait, seperti ruptur diafragma dengan
kemungkinan herniasi organ-organ abdominal ke intrathorakal, demikian juga
laserasi pembuluh darah maupun struktur tracheobronchial merupakan
indikasi penting CT-Scan. CT merupakan langkah
lanjut, apabila ditemukan keraguan pada USG.
Kekurangan CT-Scan adalah logam membuat gambaran artefak (*baca lagi kalimatnya dan diperjelas) dan
mempunyai efek samping radiasi karena menggunakan sinar-X untuk
menghasilkan gambar potongan tubuh sehingga tentu saja pasien yang sedang dalam
pemeriksaan CT-Scan akan terpapar dengan sinar- X. CT-Scan dengan teknologi
saat ini hanya akan memaparkan 4% saja dari radiasi sinar-X yang dipaparkan
oleh alat Rontgen sinar-X biasa. Oleh karena itu, ibu hamil tak dapat melakukan
pemeriksaan CT-Scan dan wajib memberitahukan kondisi kehamilannya pada dokter
sebelum dokter merekomendasikan pemeriksaan CT-Scan. Munculnya gambaran artefak
(gambaran yang seharusnya tidak ada tapi terekam). Hal ini biasanya timbul
karena pasien bergerak selama perekaman CT Scan berlangsung, pasien yang
menggunakan tambalan gigi amalgam atau sendi palsu dari logam, atau kondisi
jaringan tubuh tertentu yang mengakibatkan timbulnya gambaran artefak. Pada
kasus trauma spinal fraktur yang paralel potongan CT dapat tak terdeteksi.
*bagian ‘kekurangan CT scan’ sebaiknya dipisahkan
antara masalah artefak dengan bahaya radiasi, sehingga lbh sistematis dan tidak
tumpang tindih sda.